Friday, August 21, 2020

UTAS: Hikmah Film Propaganda HTI

 https://threadreaderapp.com/thread/1296645086139179008.html



  1. Bbrp hari terakhir ini, TL dipenuhi dgn simpang siur kontroversi film Jejak Khilafah di Nusantara (JKN). Utas ini tak hendak menyoroti isi film yg dipenuhi klaim palsu, bantahan narsumnya dsb. Tapi lebih menyoroti kpd knp hal ini bisa terjadi.
  2. Sebagaimana kita ketahui film ini dibuat oleh orang-orang yang aktif dalam mempromosikan ideologi Khilafah Tahririyah ala HT. Apa dan bagaimana HT sudah banyak ditulis dan dibicarakan. HTI sebagai cabang HT di Indonesia getol menyuarakan ideologi sesat di RI, berkelindan dgn pesan-pesan yang dikampanyekan PKS. 
  3. Pesan yang sama juga disuarakan oleh FPI & ormas² islamis lainnya, yakni penegakan syariah Islam menggantikan Pancasila. Tampaknya ada 3 lini peran yg digarap oleh ormas-ormas tersebut untuk berjuang bersama dalam penegakan syariah Islam sebagai ideologi negara, baik langsung/tersamar maupun tidak.
  4. Tiga lini tsb: a) PKS berjuang di parlemen, b) HTI menggarap generasi muda di kampus-kampus (dengan underbouw-nya: Gema Pembebasan), c) FPI di jalanan.
  5. Dari ke-3 lini tsb, HTI bergerak secara lebih terorganisir, sehingga lebih menyerupai gerakan infiltrasi ala intelijen yang dikelola & didanai dengan baik.
  6. HTI sudah lama bercokol di kampus-kampus, rebutan lapak dengan kegiatan tarbiyah binaan PKS. Strategi yg mereka gunakan dalam menggarap Maba mirip satu sama lain. Namun dalam beberapa tahun terakhir kegiatan HTI menjadi lebih dominan di kampus daripada PKS. Mungkin ada deal di antara pimpinan di atas, who knows
  7. HTI terlihat seperti memanfaatkan infrastruktur kaderisasi yang 'ditinggalkan' PKS di kampus dan mengambil alih peran tersebut. Jika ditilik dari kemiripan tujuan ideologisnya, memang kebanyakan pendukung HTI menyalurkan dukungannya ke PKS daripada partai lainnya. 
  8. Dari sisi itu saya menduga bahwa telah terjadi kesepakatan pembagian peran di antara keduanya di RI sehingga tdk heran jika PKS adalah pihak yg juga keberatan terhadap pembubaran HTI, karena memang ada kemiripan tujuan ideologis tadi, yakni penegakan syariah Islam di Indonesia
  9. HTI kemudian tampak agresif dalam merekrut dan membina Maba di kampus-kampus di seluruh Indonesia. Beberapa kampus basis PKS diduga saat ini menjadi basis kaderisasi HTI. Mereka mengisi/menggantikan penguasaan atas organ-organ kampus seperit BEM, masjid kampus dll. Mewadahi kader mahasiswa ke GP, underbouw HTI.
  10. Kekosongan dakwah Islam moderat di masjid diisi oleh mereka dengan mendatangkan kader-kader senior untuk melakukan dakwah sekaligus indoktrinasi. Diskusi tentang wacana Khilafah Tahririyah mengemuka seiring dengan propaganda tentang yang mereka sebut kebobrokan sistem demokrasi, yg kemudian menjadi thaghutisasi 
  11. Thaghutisasi adalah gerakan untuk memberi label thaghut terhadap apa-apa yang menurut geng ini bukan berasal dari Allah seperti hukum, ideologi, ekonomi, budaya dll. Jika itu tidak bersumber dari syariat Allah maka mereka menghukuminya sebagai thaghut. Kata ini biasanya komplementer dengan berhala.
  12. Jadi bagi mereka demokrasi, Pancasila, semua hukum dan perundangan yang ada selama ini adalah thaghut/berhala. Tidak layak diikuti apalagi disembah. Indoktrinasi label thaghut ini dilakukan secara masif sehingga banyak generasi muda yang terpengaruh dan kemudian membenci negara, perangkat sosial dsb. 
  13. Dengan strategi itu HTI ingin menciptakan generasi muda yang kosong ideologi untuk kemudian diisi ulang dengan ideologi Tahririyah. Itu sebabnya dalam berbagai aksinya mereka menggemakan penolakan-penolakan terhadap salah satunya sejarah. Mereka menolak Sumpah Pemuda, mereka menolak nation state karena bersifat kebangsaan. 
  14. Mereka menolak nasionalisme karena tidak ada dalilnya. Dengan cara tersebut HTI ingin mencabut generasi muda RI dari akar kesejarahannya dan otomatis mencabut kebanggaan atau kecintaan generasi muda terhadap tanah air dan bangsanya. Ini strategi infiltrasi yang sangat berbahaya bagi semua bangsa² yang bernegara
  15. Film JKN yang diproduksi oleh geng HTI ini juga tidak terkecuali. Syahwat mereka terhadap kekuasaan tidak dpt mereka tutup-tutupi. Mereka memalsu suara Sultan HBX seakan-akan mendukung klaim kesejarahan mereka bahwa kerajaan di Jawa memiliki kaitan dengan kekhalifahan Turki Utsmani. Mereka menyebarkannya di media sosial.
  16. Mereka juga membuat klaim palsu seolah-olah didukung oleh pendapat seorang profesor ahli sejarah Jawa, prof Peter Carey, yang belakangan membantah klaim HTI tsb. Segala cara mereka lakukan semata bertujuan untuk mempropagandakan ideologi khilafah yang diklaim bersumber dari Qur'an
  17. Kebohongan yang banal dilakukan oleh HTI, underbouw-nya dan antek-anteknya di semua saluran. Mereka mengadakan webinar, dakwah pengajian dll yg diisi dengan doktrin kebohongan tentang khilafah besutan Taqiyuddin Nabhani, yang sudah ditolak di 20 negara. Mereka lakukan itu secara terbuka & tanpa malu-malu
  18. Pertanyaannya kemudian, kok bisa mereka melakukan itu semua tanpa malu-malu? Menurut saya ada beberapa faktor yang membuat mereka gencar melakukan segala hal baik di darat maupun di udara mempromosikan ideologi kontroversi Khilafah Tahririyah ini.
  19. Yang pertama dan utama adalah kegagalan pemerintah menyelesaikan masalah HTI ini. Pembubaran HTI terbukti tidak efektif menangkal sebaran ideologi ini, karena pembubaran tidak disertai dengan pelarangan penyebaran ajaran sesat ini padahal bukti-bukti kesesatannya jelas terpampang di depan mata. 
  20. Yang kedua, tidak adanya upaya pemerintah mengatur kegiatan pendakwah melalui uji sertifikasi. Padahal jika ini dilakukan, masjid-masjig & jamaahnya akan terlindungi dari paparan ideologi sesat HTI atau bahkan dari ajaran ustadz² hijrah & abal² yg tidak pernah mengenyam pendidikan agama yang proper. 
  21. Yang ketiga, Kemenag yang memiliki alokasi anggaran 65T yang masuk dalam jajaran 10 besar, kurang berperan dalam menangkal masuknya aliran atau ideologi yang mendompleng agama seperti HTI ini. Program deradikalisasi tidak ada gaungnya lagi, malah yang muncul justru isu pemulangan warga ex ISIS
  22. Ke-4, lemahnya penegakan hukum terkait dengan aktivitas radikal & intoleransi. Belum jelas benar apakah ini akibat masalah kualitas/kuantitas sumber daya, anggaran, perundangan yang lemah atau apa. Tapi publik melihat fakta bhw pelaku² makar pun tidak jelas juntrungan kasusnya, sebagai misal.
  23. Semua faktor tersebut seakan melempangkan jalan ambisi politik HTI via infiltrasi ideologi pasca pembubaran yang semakin gencar. Ada kaitan dengan persiapan pilpres 2024. Tampak sekali mereka berambisi memasukkan kader-kader mereka di semua lini pengambil keputusan bahkan di level daerah. 
  24. Dari apa yang penulis analisa, HTI konsisten untuk membangkitkan semangat keagamaan dengan cara penyesatan yang terang-terangan untuk tujuan penggantian ideologi. Itu dilakukan terutama kepada generasi muda yang buta sejarah dan awam agama. Kemampuan mereka mencetak kader militan tak perlu diragukan. 
  25. Mereka juga berupaya secara berkelanjutan untuk memanipulasi dan merongrong sendi-sendi persatuan bangsa dengan menegasikan peran kesejarahan bangsa Indonesia seakan inferior, lemah dan tak berdaya tanpa keberadaan khilafah. Ini tentu wajib disikapi oleh pemerintah scr tegas, terencana dan terukur.
  26. Jika ini tidak dilakukan oleh pemerintah @jokowi pada sisa waktu kepemimpinannya, bisa dipastikan RI dalam waktu yang tidak terlalu lama akan terpecah-pecah kembali ke wilayah-wilayah kerajaan atau etnis/suku sesuai dengan strategi HTI. Lupakan khilafah karena tidak akan pernah terwujud akibat RI dilanda perang.
  27. Masing-masing daerah tidak akan mau dengan mudah menyerahkan kekuasaannya kepada khilafah Tahririyah. Dalam situasi demikian, asing akan dengan mudah menguasai RI yang akan tinggal nama saja. Tak lagi penting asing itu RRC, AS atau Arab, krn masing-masing akan meminta bantuan negara-negara itu utk berperang.
  28. It's up to us, mau mendesak pemerintah untuk menegakkan hukum dengan tegas terhadap pentolan-pentolan HTI, melarang penyebaran ajarannya dengan nama & dalam bentuk apapun, memperbaiki faktor-faktor kekurangan sebagaimana tersebut di atas; atau diam saja melihat negeri ini dirongrong agen asing penjual agama spt HTI.
  29. Sekian dan terima kasih atas perhatiannya.


Wassalam.

#GanyangHTI
#HTIAntekAsing


No comments:

Post a Comment