Saturday, September 8, 2018

Ancaman Islam Fundamentalis Di Indonesia

https://geotimes.co.id/opini/ancaman-islam-fundamentalis-di-indonesia/
SUGENG RIADY

Islam fundamentalis di Indonesia sebenarnya merupakan salah satu gerakan ‘penjajahan’ yang ingin merubah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasar pada UUD 1945 dan Pancasila menjadi khilafah dengan dasar agama Islam.














Islam Fundamentalis merupakan penyakit yang melanda tubuh Agama Islam di berbagai belahan dunia, termasuk negara-negara yang mayoritas dihuni oleh penduduk beragama Islam. Secara umum, Islam fundamentalis lahir minimal disebabkan oleh tiga hal. Pertama, akibat arus modernitas.

Arus modernitas dinilai memiliki kekuatan yang bisa menghancurkan eksistensi Agama Islam di dunia ini. Oleh karena itu, golongan fundamentalis sangat getol menolak segala macam bentuk modernitas yang berasal dari Barat. Semua harus kembali kepada yang alami, yakni kehidupan yang sesuai pada masa Nabi dan para sahabatnya. Selain itu dinilai sebagai bid’ah(perilaku yang tidak memiliki dasar dalam Agama Islam).

Arus modernitas dinilai memiliki kekuatan yang bisa menghancurkan eksistensi Agama Islam di dunia ini. Oleh karena itu, golongan fundamentalis sangat getol menolak segala macam bentuk modernitas yang berasal dari Barat. Semua harus kembali kepada yang alami, yakni kehidupan yang sesuai pada masa Nabi dan para sahabatnya. Selain itu dinilai sebagai bid’ah(perilaku yang tidak memiliki dasar dalam Agama Islam).

Perilaku untuk mewujudkan khilafah di berbagai negara di belahan dunia menuai banyak perlawanan. Salah satu negara yang menentang pendirian khilafah adalah di Indonesia.

Ketiga, kesejahteraan domestik yang belum terdistribusi secara merata. Problem kemiskinan, pengangguran, dan semacamnya bisa selesei (menurut Islam Fundamentalis) jika ajaran dalam Agama Islam dijadikan landasan dalam hidup berbangsa dan bernegara. Termasuk di Indonesia. Menurutnya, dengan terwujudnya khilafah di Indonesia, kemiskinan dan semacamnya akan menemukan solusi yang lebih baik.

Islam fundamentalis di Indonesia sebenarnya merupakan salah satu gerakan ‘penjajahan’ yang ingin merubah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasar pada UUD 1945 dan Pancasila menjadi khilafah dengan dasar agama Islam. Gerakan yang dimaksud diantaranya Ikhwanul Muslimin yang didirikan oleh Hasan al-Banna di Mesir.

Di Indonesia, ideologi dan gerakannya melahirkan Partai Kesejahteraan Sosial (PKS). Partai ini memiliki banyak kader yang tersebar di seluruh Indonesia melalui gerakan Tarbiyahnya. Selain itu, ada juga gerakan wahabisasi. Wahabi merupakan ideologi resmi di kerajaan Arab Saudi.

Wahabi merupakan sebuah sekte yang mengikuti Muhammad ibn Abdul Wahab. Wahabi pertama kali masuk ke Indonesia dibawa oleh Haji Miskin, Haji Abdurrahman, dan Haji Muhammad Arif di awal abad ke 19.

Ketiganya memiliki tujuan untuk mengembalikan ajaran Islam yang murni versi wahabi, sesuai dengan ilmu yang diperolehnya ketika di Makkah. Karena memang pada masa itu, Makkah dan Madinah telah dikuasi oleh wahabi.

Gerakan selanjutnya yang tidak kalah besar pengaruhnya ingin merubah Indonesia menjadi negara Islam adalah Hizbut Tahrir Indonesia. Hizbut Tahrir didirikan oleh Taqiuddin al-Nabhani pada tahun 1952 karena kecewa dengan Ikhwanul Muslimin yang dianggap terlalu moderat dan akomodatif terhadap Barat.

Tujuan Hizbut Tahrir adalah mendirikan Khilafah Islamiyah melalui tiga tahap, yakni perekrutan melalui halaqah-halaqah dan berinteraksi dengan masyarakat. Setelah memiliki kader yang kuat dan diterima oleh masyarakat, selanjutnya melakukan perebutan kekuasaan. Di Indonesia, gerakan Ikhwanul Muslimin yang maujud menjadi PKS, wahabi, dan Hizbut Tahrir mendapat perlawanan yang keras dari ormas-ormas Islam moderat, terlebih Nahdlatul ‘Ulama dan Muhammadiyah.

Baik Nahdlatul ‘Ulama (NU) maupun Muhammadiyah telah sepakat dengan negara bangsa, bukan negara Islam. Sebab, Indonesia terdiri dari beragam unsur. Mulai dari bahasa, etnis, tradisi, pakaian, rumah, makanan, agama dan kepercayaan, yang semuanya tidak homogen.

Oleh karena itu, mendirikan negara Islam hanya akan membuat Indonesia menjadi terpecah belah. Selain itu, Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia (menurut NU dan Muhammadiyah) dinilai telah merepresentasikan ajaran agama Islam. Dari sila pertama sampai sila kelima tidak ada yang bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Islam yang ada di Al-Qur’an maupun Sunnah. Oleh karena itu, penerimaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika sudah dinyatakan sebagai hal final.

Oleh karena itu, meskipun sama-sama beragama Islam dan sama kitab sucinya, tapi melahirkan perilaku yang berbeda. Perbedaan perilaku ini disandarkan pada pemahaman yang berbeda pula. Krisis yang terjadi di Indonesia mulai dari kemiskinan, korupsi, kolusi, nepotisme, dan semacamnya telah menjadi pekerjaan rumah yang tidak kunjung usai.

Menurut golongan Islam Fundamentalis, krisis tersebut terus berlanjut karena tidak diterapkannya hukum Allah. Jika hukum Allah telah diterapkan, semua krisis akan segera usai. Karena menurutnya, tidak ada hukum yang utama selain hukum Allah. Dan hukum Allah hanya bisa terwujud jika negara Indonesia ini menerapkan hukum Islam yang bersandar pada Al-Qur’an dan Sunnah.

Agar hukum Islam bisa diterapkan, maka diperlukan pemerintahan yang berbasis Islam, yaitu Khilafah Islamiyah. Sehingga tindakan yang mengejawantah dari golongan Islam Fundamentalis adalah pemaksaan kehendak. Karena mereka menganggap bahwa pembentukan negara Islam memiliki dasar dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Wajib hukumnya mendirikan negara Islam bagi umat Islam. Jika ada umat Islam yang menentang, maka menentang hukum Allah, dan pantas disebut (menurut golongan Islam fundamentalis) kafir sekaligus layak untuk dibasmi.

Islam moderat memiliki sikap yang berbeda dalam menghadapi krisis di Indonesia. menurut golongan Islam moderat, tidak perlu mendirikan negara Islam di Indonesia. Agama Islam tidak perlu diformalkan. Sebab yang bermasalah bukan agamanya, tapi manusianya.

Selain itu, formalisasi Agama Islam tidak mencerminkan Islam secara keseluruhan, hanya perwujudan Islam secara parsial yakni Islam versi golongan fundamentalis, dan itu tidak bisa dijadikan wakil Islam secara keseluruhan. Ditambah lagi formalisasi Agama Islam hanya akan mereduksi Agama Islam itu sendiri. Nilai-nilai luhur dalam Agama Islam harus disistematisasikan ke dalam bentuk negara. Padahal, implementasi ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari bisa dilakukan tanpa mendirikan negara Islam.

Maka dari itu, golongan Islam fundamentalis memprioritaskan untuk ‘merongrong’ Islam moderat yang ada di Indonesia. Karena jika Islam moderat seperti NU dan Muhammadiyah berhasil mereka kuasai, tinggal menunggu waktu untuk mendirikan negara Islam di Indonesia. NU terus diserang dari sisi kulturalnya.

Sebab budaya NU menurut pandangan Islam fundamentalis telah melenceng dari ajaran Agama Islam yang murni. Sedangkan Muhammadiyah terus diserang dari sisi strukturalnya. Banyak kader-kader Muhammadiyah yang telah berubah haluan. Bahkan sampai memusuhi Muhammadiyah itu sendiri.

Ada fakta menarik yang ditemukan dalam golongan Islam fundamentalis, diantaranya mengharamkan demokrasi namun menggunakan cara demokrasi agar mendapatkan perlindungan. Karena di dalam demokrasi, semuanya memiliki hak untuk menyatakan pendapat. Perlu kiranya golongan Islam fundamentalis untuk belajar lebih dalam lagi tentang Agama Islam, sebab rahmatan lil ‘alamin tidak harus mendirikan negara Islam. Demikian.

Review dari buku Ilusi Negara Islam, editor KH Abdurrahman Wahid

Friday, August 24, 2018

Pengadilan Konyol

https://www.facebook.com/search/top/?q=sumanto%20al%20qurtuby


Banyak sekali kejadian atau peristiwa konyol di Indonesia. Banyak sekali putusan-putusan pengadilan yang penuh dengan kekonyolan di Tanah Air.
Kita masih ingat sekali kasus hukum "tragedi Surat Al-Maidah" yang menimpa Koh Ahok yang sangat menghebohkan itu.
Orang yang masih punya akal sehat dan waras hati nuraninya pasti akan mengatakan Ahok itu sama sekali tidak bersalah. Orang yang masih punya idealisme tinggi pasti akan membela Ahok karena memang ia tidak melakukan kesalahan.
Tapi apa yang terjadi? Ahok divonis salah melakukan "penodaan agama" dan dihukum penjara. Sebuah ironi lembaga peradilan yang luar biasa. Sebuah tontonan peristiwa hukum yang penuh kekonyolan dan dagelan.
Padahal, berpuluh-puluh saksi ahli dihadirkan, berbagai ulama, ahli hukum Islam, dan ahli tafsir Al-Qur'an ternama dihadirkan sebagai saksi di persidangan, baik ahli dari dalam negeri maupun Luar Negeri, baik ulama Nusantara maupun ulama Arab, tetapi sia-sia belaka. Tak ada gunanya sama sekali. Muspro-njepro.
Tak ada gunanya para saksi ahli yang hebat-hebat itu kalau para pengambil keputusan dan pemegang palunya kupingnya budeg, hatinya macet, akal sehatnya mampet, apalagi ditambah dengan mental pengecut dan tuna-idealisme.
Ahok adalah korban dari persekongkolan jahat para politisi busuk, konglomerat rakus, dan tokoh agama bodong.
Saya lihat sudah berkali-kali lembaga peradilan di Indonesia melakukan putusan-putusan hukum yang sangat konyol.
Maling ayam divonis berat, koruptor alias garong duit rakyat malah divonis ringan. Para pelaku kekerasan terhadap umat dan kelompok agama lain serta pengrusak rumah-rumah ibadah umat lain dibiarkan bergentayangan dimana-mana, dan hanya sesekali divonis sebulanan.
Sementara itu, yang menjadi korban kekerasan justru dihukum berat dan dibiarkan merana tanpa perlindungan hukum memadai. Lihatlah nasib yang menimpa warga Ahmadiyah, Syiah, Gafatar, dan masih banyak lagi kelompok minoritas, baik Muslim maupun non-Muslim yang menjadi korban ketidakadilan hukum yang penuh dengan parodi aksi-aksi teatrikal.
***
Terakhir, lagi-lagi, dunia hukum kita dipertontonkan dengan aksi akrobatik yang penuh kekonyolan: Bu Meliana dihukum penjara 1,8 bulan karena dijerat dengan pasal "penodaan agama" hanya karena memprotes penggunaan toa atau pengeras suara di masjid yang terlalu keras! Sementara para pelaku pembakaran dan pengrusakan vihara & kelenteng hanya dihukum sebulanan dan dibiarkan berkeliaran.
Sejak kapan toa dianggap sebagai bagian dari ajaran dan doktrin agama Islam sehingga mengkritiknya dianggap sebagai "penistaan Islam"? Bukankah toa itu "produk kebudayaan kapir" yang konon diciptakan oleh Ernst Siemens di abad ke-19?
Bukankah Nabi Muhammad sendiri tak pernah menggunakan toa karena memang belum ada teknologi itu di zamannya? Bukankah, dengan demikian, penggunaan toa itu berarti sebagai salah satu bentuk "bid'ah" karena tak pernah dilakukan oleh nabi.
Sejak kapan azan (panggilan salat) dianggap sebagai bagian esensial dan integral dari ajaran dan doktrin Islam? Bukankah azan itu hukumnya sunah saja yang boleh ditinggalkan? Lalu, kenapa protes itu dianggap sebagai "penodaan agama Islam" dan si pemrotes dikenai hukuman 1,8 bulan penjara?
Jadi, Bu Meliana dihukum penjara hampir 2 tahun karena tuduhan penodaan agama itu sejatinya karena mengkritik azan yang hukumnya sunah dan si toa yang produk "kebudayaan kapir" itu. Ini kan luar biasa sekali. Maksudku, luar biasa dungu dan konyol. Ingat: "konyol" pakai "Y" bukan T".😏🤔
Jabal Dhahran, Jazirah Arabia

Thursday, April 5, 2018

Puisi Gayatri Muthari

https://www.facebook.com/gayatriwmt/posts/10216356488126502

Sukmawati sih salah pilih kata. Coba begini puisinya.
Aku paham syariat Islam,
Dari halakha Yahudi yang merendahkan kaumku,
Bukan dari Muhammad seperti klaimnya.
Aku melepas hijabku seperti Sukayna cicitnya yang pemberani
Menentang fikih dari halakha yang mengembalikan patriarkat
Dan mengubur perempuan hidup-hidup dalam:
Hukum wali nikah,
Kata tunai dalam ijab kabul,
Khitan bayi perempuan,
Doktrin tak ada nabi perempuan,
Hukum cerai,
Kedudukan istri,
Segregasi di masjid,
Cadar, poligini, dan
Tak ada imam perempuan dalam salat berjamaah.
Suara azan yang kudengar memang sering tak merdu,
Ditambahi suara qasidah yang fals mendayu-dayu,
Terdengar jauh sampai ke Uranus,
Balik lagi ke Bumi,
Mencemarkan ketentraman udara yang indah oleh suara burung-burung,
Gemericik air dan desah bayu.
Aku paham syariat Islam,
yang diwarisi dari kanon gereja-gereja Timur,
Juga halakha dan mitzvot Yahudi.
Mulai dari teologi, liturgi sampai teks kitab suci,
Konvergensi Kristen, Yahudi, Shamanisme, Mesir Purba, Yunani-Romawi, dan Sanata Dharma yang kauklaim murni,
Padahal diwarisi dari konvergesi dan inovasi
Kearifan dan penemuan para leluhur baik yang bistari
Maupun yang ingin memberi identitas politik.
Semua syariat agama Abrahamic demikian adanya,
Begitu juga yang lain-lainnya yang datang kemudian
------
YA AKU PAHAM SYARIAT ISLAM (2)
Ya aku paham syariat Islam
dari halakha dan mitzvot Yahudi
dan hukum gereja-gereja Timur,
bukan dari Muhammad seperti klaimmu,
yang merendahkan kaumku dan etnisku,
Bilamana Muhammad merevolusi,
sebagian pengikutnya yang berkuasa
malah mengubahnya apapun tujuannya,
sehingga merendahkan kaumku dan etnisku,
Ya aku paham syariat Islam,
kutahu syariat ialah instruksi,
tentang hukum, untuk menempuh Jalan
yang kausebut tarekat,
dan Islam dari kata Aram
damai sejahtera, lunas, sugeng rahayu!
Seperti kata Ibraninya sin, lam, mim,
ditemukan dalam Perjanjian Lama
maupun Perjanjian Baru,
dalam bahasa Ibrani, Aram, Ge'etz,
Yunani, maupun Arab.
Ya aku paham syariat Islam
yang kaumaknai fikih, segala jurisprudensi,
maupun yang kaumaknai agama yang kauanut.
Mulai dari teks kitab suci, doktrin, teologi sampai liturgi
aku tidak mau kautipu lagi dengan klaim asli murnimu.
Kupaham aku hanya mewarisi dan memelihara,
kuterima itu dengan ikhlas hati,
hai diamlah dengan klaim asli murnimu,
hormatilah para leluhur Yahudi dan Nasrani
dalam sanad silsilah agamamu!
Ya aku paham syariat Islam
dari halakha dan mitzvot Yahudi,
umat yang kaubenci
tapi segala fikihnya kauwarisi dengan sukacita.
Mulai dari wudhu dan mandi junubmu,
sampai salat berdiri, membungkuik, sujud dan
menghapal al-Qur'anmu dengan bangganya.
Lima kali sehari salatmu
dari tradisi Gereja Ortodoks,
cara salatmu dari Daniel nabi Yahudi
di negeri Persia: yang melihat yoga hatha
orang-orang Hindu di sana.
Alfatihahmu rangkuman dari Mazmur,
salat berjamaahmu dari minyan Yahudi,
juga jubah atau mukena salatmu.
Puasa Ramadhan-mu dari puasa Tevet
bani Israil sejak masa Zakaria nabi Yahudi
jauh sebelum Zakaria ayah Yahya,
apalagi diet religiusmu jelas-jelas
dari kitab Imamat 11.
Puasa Muharram-mu dari Yom Kippur,
tahun barumu dari rosh hasanah
dan bulan hajimu dari bulan ziarah le-12
bani Israil sejak dulu kala.
Ya aku paham syariat Islam
dari halakha dan mitzvot Yahudi
dan tradisi agama gereja-gereja Timur.
Mulai dari zikir 33 kalimu,
zikir yang kaubilang mendekatkan diri pada Allah,
33 kali mewarisi ibubapa gereja-gereja di timur,
tasbih dari rosario, dan rosario dari mala,
33 dewata dalam Sanata Dharma
baik Hinduisme maupun Buddhisme,
dan butir-butir rmala yang wangi
dalam genggaman tangan.
Kemudian kau bersedekah,
dari kata tzedaka, dari tzadik,
artinya orang yang benar,
dan bukalah Alquranmu sebelum membantahku
begitu juga zakat dan khumus-mu.
dari perpuluhan dan pajak yang ditetapkan
sejak dulu kala.
Ya aku paham syariat Islam
dari halakha dan mitzvot Yahudi
dan tradisi agama gereja-gereja Timur.
Muhammad mengutip kembali
teks-teks dari Alkitab kanon Gereja Assyiria
dan Gereja Oriental, membenarkannya
dan menjelaskannya kembali.
Dan, kalian bertengkar
mengejek gereja-gereja Barat,
begitulah orang buta menghina orang buta lainnya.
ITULAH kitab, petunjuk bagi orang-orang bertakwa.
Kodenya ada pada muttaqa'at,
supaya kaffah rukun imanmu pada kitab-kitab suci,
bukan malah kaulempar ke dalam sungai
seperti tentara Tatar dan berdalil mereka tak lagi asli.
Alfurqan dalam Albaqarah 53-mu memintamu
membuka Taurat untuk membaa Kriteria
tentang intisari benar dan salah
tapi seperti orang-orang Yahudi dan Nasrani bebal
kaujuga malah taklid buta pada petunjuk ulama-ulamamu.
Kau menghina para penganut Sanata Dharma
dari India, tetapi kautak bisa melihat
batu hajar aswad yang kaucium saat berhaji
ialah tradisi warisan leluhur Ibrahim
yang mengambil linggayoni sebagai batu
pusat peribadatan, perlambang kesatuan dualitas.
Kau mengejek para penganut Kristen
karena memuja Yesus dalam yoga bakti mereka,
tetapi kau sendiri entah mengkultuskan
Muhammad, ahlulbait, atau
sekedar memuja nama Allah bukan hakikat-Nya.
Kau menistakan para penganut agama lokal
yang Shamanisme memuja ruh-ruh,
tetapi kau sendiri menari memutar dalam lingkaran
tanpa segregasi saat bertawaf di Mekkah,
menyangkal itu tradisi leluhur Ibrahim dari Shamanisme.
Itulah Shiwa dan Parwati yang menari
dalam kesatuan dengan semesta,
mengajarkannya pada si ikan Pasupati.
Itulah ritual agama berjamaah tertua di dunia!
Lebih baik menari bersama,
daripada kehilangan kaki
karena berperang salib
atau berjihad dengan bom bunuh diri.
Ya aku paham syariat Islam
dari halakha dan mitzvot Yahudi
dan tradisi agama gereja-gereja Timur.
Kau tak ingin mendengar aku berkata jujur,
mengapa syariat agamamu:
menganjurkan bayi perempuan dilukai kemaluannya?
bagaimana kalau kemaluanmu saat ini dilukai demi Allah?
Mengapa kautak berpikir, mengapa dalam agamamu:
mewajibkan perempuan menikah dengan wali ayah,
paman, kakek, dari sebelah ayah atau saudara lelaki?
apakah perempuan tak punya hak atas dirinya sendiri?
mengapa perempuan dibeli dengan mahar,
tunailah mas kawinnya?
Pikirkanlah dengan hati nuranimu,
dan rasakanlah dengan pikiranmu:
mengapa perempuan nilai kesaksiannya hanya separuh?
akalnya hanya separuh dari lelaki ya?
karena itu ia tidak pernah layak menjadi nabi?
karena itu kautegaskan, Gayatri, perempuan
tak boleh menjadi imam dalam salat berjamaah
atau dalam organisasi agama karena Allah
hanya mencipta perempuan untuk hamil,
melahirkan, dan menyusui seperti hewan betina lainnya.
Begitulah wanita hanya mulia sebagai ibu saja.
Induk unggas! Hewan betina!
Terimalah takdirmu, Gayatri!
Ya aku paham syariat Islam
dari halakha dan mitzvot Yahudi
dan tradisi agama gereja-gereja Timur.
Kau tak ingin mendengar aku berkata jujur,
mengapa syariat agamamu:
menginginkan gaya busana tradisional
di seluruh dunia supaya punah
demi menyesuaikan
aturan agar kami menutup rambut
tanpa kelihatan bahkan menyelubungi
seluruh wajah kami.
Allah-mu ini allah lokal di kuil-kuil badui Arab,
atau Allah Universal yang menciptakan
jutaan suku bangsa di dunia
dengan jutaan fesyen mereka?
Hukum warismu kaubilang universal,
yang mengimani Alquran haruslah menerimanya.
Di mana hati nurani dan akal budimu ketika ia
melecehkan bangsa-bangsa matriarkat,
dan bangsa-bangsa bilineal seperti etnisku.
Demi Muhammad,
Allah-ku bukan allah lokal untuk bangsa patriarkat saja!
Kalau penentang Ali mengambil hak Fatimah putri Muhammad,
dan dulu putri-putri Zelofehad mengadu pada Musa,
aku mewarisi klan kedua belah pihak orangtuaku,
karena aku orang Jawa yang berterimakasih pada Dewi Siri.
Hukummu menyuruhku menunggu tiga bulan
setelah bercerai, kalau itu dulu aku bisa mengerti,
tetapi pada masa kini?
Jangankan dengan melakukan seks,
atau membeli sperma Einstein di bank
untuk melahirkan generasi cerdas,
kami sudah bisa mengkloning anak dari tubuh kami sendiri.
Hukummu mengizinkan poligini,
dan hanya poliandri kepada budak perempuan,
dan kau menghina bangsa-bangsa
yang melakukan poliandri.
Betapa rasis dan seksisnya dirimu!
Ya aku paham syariat Islam
dari halakha dan mitzvot Yahudi
dan tradisi agama gereja-gereja Timur.
Nama masjid dan bait salat dari
orang Yahudi Oriental yang juga salat di masjid,
Nama Alquran dari bahasa Aram,
Qusay leluhur Muhammad orang Yahudi,
Begitu pun istri Abdul Muthalib yang melahirkan
Abdullah dan Abu Thalib,
dan Muhammad membela Maria sebagaimana orang Kristen pada masanya.
Khadija dan Fatima ialah feminis seperti Maria dan ibunya Hannah,
Demikian juga Zainab yang melihat kakaknya Husain dipenggal di Karbala,
Dan Sukaina cucu Ali yang dihujat di mimbar-mibar Jumat,
Sukaina yang selamat dari Karbala,
yang membuka kerudungnya,
yang menentang dipoligini dan bernyanyi bersyair
di antara kerumunan para penyair penyanyi lelaki.
Kalau kaubilang perempuan tak boleh bekerja,
tak boleh bernyanyi, tak boleh membuka hijabnya,
bahkan tak boleh memimpin para pria,
itulah syariat dari rabbi-rabbi dan pastor-pastor
patriarkis yang kauwarisi dengan bangganya!
Nama leluhur terbanyak yang disebut dalam Alquran
ialah Musa, kemudian Yesus dan Maria, Daud,
lalu Ibrahim juga Ishak dan Ismail serta Sulaiman.
Semua nabi dari Alkitab terutama Alkitab kanon Oriental
sejarah lisan Yahudi Oriental, ada dalam Alquran.
Muhammad berkata agamaku agama Ibrahim,
bukan Islam, atau Kristen, atau Yahudi,
dan semua nabi ialah setara.
Lalu mengapa kau memuja Muhammad
di atas yang lainnya?
Lima teks Alquran menyebut keutamaan Sabat,
sesuai ajaran Taurat juga Zabur dan Injil,
bukan Jum'at apalagi Minggu.
Tetapi, aku tahu apa dalih dan penyangkalanmu!
Kalau kau mengira Trinitas yang Muhammad
kritik ialah Trinitas orang Katholik atau sebagian Protestan,
terseret dakwah mantan-mantan Kristen Barat
yang memeluk Islam,
dan mengamini tafsir Yesus tidak disalib
menjadi rukun iman ketujuhmu:
Aku berdoa semoga Allah memberimu hidayah
seperti ia membuka hati Umar yang fasih
membaca Taurat dan Zabur.
Abu Sofian menyebut satu dari 631 Perintah Allah
ketika menerima kekalahannya,
Dari 631 Perintah mitzvot dirumuskan
dan dari fatwa-fatwa para rabbi halakha ditetapkan,
begitulah asal muasal fikih
sebelum empat imam mazhab fikih.
Poligini dibolehkan seperti halakha masa lalu,
perceraian dikutuk mengikuti tradisi Kristen,
lalu kalian semua berperang
seperti bangsa-bangsa Yunani, Romawi,
dan Persia mendirikan kekaisaran digdaya.
Aku bukan Fatima Mernissi,
bukan pula Ayaan Hirsi Ali,
Shirin Ebadi atau Leila Ahmed.
Aku hanya mengambil semangat Kartini.
Sungguh tak larat lagi aku menyebut diri Muslim
meski kuterima gereja Muhammad dan Ali
dengan segenap hati, berikut Alquran
sebagai kanon bukan apokripa.
Gereja Muhammad dan Khadija, Fatimah dan Ali
yang tidak seksis kepada kaumku
yang hamil, melahirkan dan menyusui
dan punya tempat di mimbar dan di depan
makmun lelaki maupun perempuan;
pun tak rasis terhadap etnisku Jawa,
sedikit Madura, banyak Cina, dan setetes
dari Persia, Arab dan Yahudi.
Orang Jawa sejati tidak patriarkis sampai
Islam dan Kolonial Barat mengambil alih.
Pakaian kepala perempuan Jawa dan Cina juga Parsi
juga inspirasi dari Allah,
bukan hanya hijab Arab dan tichel Yahudi.
Namaku Gayatri, itulah doa tertua semakna alfatihah,
dan Wedotami, dari kitab karangan kakekku Suidira
adipati Mangkunegara yang mengkritik
Muslim-muslim sontoloyo seperti engkau.
Dari ayahnya Muthari yang ikut merintis
Muhammadiyah di desanya,
pengikut para Sufi Qadiri dari sejak Sunan Ampel,
juga orang-orang Cina yang membangun
istana dan masjid Sumenep,
aku diperkenalkan tradisi Muhammadiyah dan NU
dari sekolah hingga dewasa.
Kakekku dari Sostrodarmojo,
dari Agul-agul Sultan Agung,
mengajariku filsafat dan terekat Sosrokartono .
Dan dari Mertodisastro dari Hadiwijaya
yang ibunya gagah berani memimpin negeri
warisan ayahnya,
kupelihara tradisi feminis yang kerap kaunista
liberal dan Barat.
Terserah kaumau menganggap
apa agamaku kini,
Tapi aku paham syariat Islam
dari halakha dan mitzvot Yahudi
dan hukum gereja-gereja Timur,
juga dari teologi orang-orang Hindu dan Buddha,
tarian melingkar dan menziarahi leluhur
dari orang-orang Shaman,
fesyen orang-orang Majusi yang indah rupawan,
dan patriarkisme orang-orang Yunani-Romawi.
Kau bilang agamamu dan syariatmu
dari Muhammad seluruhnya,
demikianlah klaimmu.
Syariat agamamu asli murni dari Allah,
tetapi syariat agama yang lainnya buatan manusia,
hahahaha, di Petra mereka juga mengukir:
Kush adalah Allah-ku. Aku tak tahu lagi,
ini Allah atau sekedar nama saja yang kausembah?
Namun, tidaklah mungkin Allah-ku yang Universal,
Tuhan Yang Maha Esa yang menciptakan aku dan kau
merendahkan kaumku dan etnisku.
Demi Waktu, dan Ruang, dan Firman-Nya
pada hujan dan salju, juga hud-hud dan sapi betina!
Aku berlindung dari kejahatan manusia dan jin
yang berbisik dan bersuara nyaring
memberhalakan agama dan segenap perangkatnya,
membiarkan Allah Yang Maha Esa
menjadi rasis dan seksis
di mata dan hati manusia.
April 2-3 2018

https://www.facebook.com/gayatriwmt/posts/10216365899841789

YA AKU PAHAM SYARIAT ISLAM (2)
Ya aku paham syariat Islam
dari halakha dan mitzvot Yahudi
dan hukum gereja-gereja Timur,
bukan dari Muhammad seperti klaimmu,
yang merendahkan kaumku dan etnisku,
Bilamana Muhammad merevolusi,
sebagian pengikutnya yang berkuasa
malah mengubahnya apapun tujuannya,
sehingga merendahkan kaumku dan etnisku,
Ya aku paham syariat Islam,
kutahu syariat ialah instruksi,
tentang hukum, untuk menempuh Jalan
yang kausebut tarekat,
dan Islam dari kata Aram
damai sejahtera, lunas, sugeng rahayu!
Seperti kata Ibraninya sin, lam, mim,
ditemukan dalam Perjanjian Lama
maupun Perjanjian Baru,
dalam bahasa Ibrani, Aram, Ge'etz,
Yunani, maupun Arab.
Ya aku paham syariat Islam
yang kaumaknai fikih, segala jurisprudensi,
maupun yang kaumaknai agama yang kauanut.
Mulai dari teks kitab suci, doktrin, teologi sampai liturgi
aku tidak mau kautipu lagi dengan klaim asli murnimu.
Kupaham aku hanya mewarisi dan memelihara,
kuterima itu dengan ikhlas hati,
hai diamlah dengan klaim asli murnimu,
hormatilah para leluhur Yahudi dan Nasrani
dalam sanad silsilah agamamu!
Ya aku paham syariat Islam
dari halakha dan mitzvot Yahudi,
umat yang kaubenci
tapi segala fikihnya kauwarisi dengan sukacita.
Mulai dari wudhu dan mandi junubmu,
sampai salat berdiri, membungkuik, sujud dan
menghapal al-Qur'anmu dengan bangganya.
Lima kali sehari salatmu
dari tradisi Gereja Ortodoks,
cara salatmu dari Daniel nabi Yahudi
di negeri Persia: yang melihat yoga hatha
orang-orang Hindu di sana.
Alfatihahmu rangkuman dari Mazmur,
salat berjamaahmu dari minyan Yahudi,
juga jubah atau mukena salatmu.
Puasa Ramadhan-mu dari puasa Tevet
bani Israil sejak masa Zakaria nabi Yahudi
jauh sebelum Zakaria ayah Yahya,
apalagi diet religiusmu jelas-jelas
dari kitab Imamat 11.
Puasa Muharram-mu dari Yom Kippur,
tahun barumu dari rosh hasanah
dan bulan hajimu dari bulan ziarah le-12
bani Israil sejak dulu kala.
Ya aku paham syariat Islam
dari halakha dan mitzvot Yahudi
dan tradisi agama gereja-gereja Timur.
Mulai dari zikir 33 kalimu,
zikir yang kaubilang mendekatkan diri pada Allah,
33 kali mewarisi ibubapa gereja-gereja di timur,
tasbih dari rosario, dan rosario dari mala,
33 dewata dalam Sanata Dharma
baik Hinduisme maupun Buddhisme,
dan butir-butir rmala yang wangi
dalam genggaman tangan.
Kemudian kau bersedekah,
dari kata tzedaka, dari tzadik,
artinya orang yang benar,
dan bukalah Alquranmu sebelum membantahku
begitu juga zakat dan khumus-mu.
dari perpuluhan dan pajak yang ditetapkan
sejak dulu kala.
Ya aku paham syariat Islam
dari halakha dan mitzvot Yahudi
dan tradisi agama gereja-gereja Timur.
Muhammad mengutip kembali
teks-teks dari Alkitab kanon Gereja Assyiria
dan Gereja Oriental, membenarkannya
dan menjelaskannya kembali.
Dan, kalian bertengkar
mengejek gereja-gereja Barat,
begitulah orang buta menghina orang buta lainnya.
ITULAH kitab, petunjuk bagi orang-orang bertakwa.
Kodenya ada pada muttaqa'at,
supaya kaffah rukun imanmu pada kitab-kitab suci,
bukan malah kaulempar ke dalam sungai
seperti tentara Tatar dan berdalil mereka tak lagi asli.
Alfurqan dalam Albaqarah 53-mu memintamu
membuka Taurat untuk membaca Kriteria
tentang intisari benar dan salah
tapi seperti orang-orang Yahudi dan Nasrani bebal
kaujuga malah taklid buta pada petunjuk ulama-ulamamu.
Kau menghina para penganut Sanata Dharma
dari India, tetapi kautak bisa melihat
batu hajar aswad yang kaucium saat berhaji
ialah tradisi warisan leluhur Ibrahim
yang mengambil linggayoni sebagai batu
pusat peribadatan, perlambang kesatuan dualitas.
Kau mengejek para penganut Kristen
karena memuja Yesus dalam yoga bakti mereka,
tetapi kau sendiri entah mengkultuskan
Muhammad, ahlulbait, atau
sekedar memuja nama Allah bukan hakikat-Nya.
Kau menistakan para penganut agama lokal
yang Shamanisme memuja ruh-ruh,
tetapi kau sendiri menari memutar dalam lingkaran
tanpa segregasi saat bertawaf di Mekkah,
menyangkal itu tradisi leluhur Ibrahim dari Shamanisme.
Itulah Shiwa dan Parwati yang menari
dalam kesatuan dengan semesta,
mengajarkannya pada si ikan Pasupati.
Itulah ritual agama berjamaah tertua di dunia!
Lebih baik menari bersama,
daripada kehilangan kaki
karena berperang salib
atau berjihad dengan bom bunuh diri.
Ya aku paham syariat Islam
dari halakha dan mitzvot Yahudi
dan tradisi agama gereja-gereja Timur.
Kau tak ingin mendengar aku berkata jujur,
mengapa syariat agamamu:
menganjurkan bayi perempuan dilukai kemaluannya?
bagaimana kalau kemaluanmu saat ini dilukai demi Allah?
Mengapa kautak berpikir, mengapa dalam agamamu:
mewajibkan perempuan menikah dengan wali ayah,
paman, kakek, dari sebelah ayah atau saudara lelaki?
apakah perempuan tak punya hak atas dirinya sendiri?
mengapa perempuan dibeli dengan mahar,
tunailah mas kawinnya?
Pikirkanlah dengan hati nuranimu,
dan rasakanlah dengan pikiranmu:
mengapa perempuan nilai kesaksiannya hanya separuh?
akalnya hanya separuh dari lelaki ya?
karena itu ia tidak pernah layak menjadi nabi?
karena itu kautegaskan, Gayatri, perempuan
tak boleh menjadi imam dalam salat berjamaah
atau dalam organisasi agama karena Allah
hanya mencipta perempuan untuk hamil,
melahirkan, dan menyusui seperti hewan betina lainnya.
Begitulah wanita hanya mulia sebagai ibu saja.
Induk unggas! Hewan betina!
Terimalah takdirmu, Gayatri!
Ya aku paham syariat Islam
dari halakha dan mitzvot Yahudi
dan tradisi agama gereja-gereja Timur.
Kau tak ingin mendengar aku berkata jujur,
mengapa syariat agamamu:
menginginkan gaya busana tradisional
di seluruh dunia supaya punah
demi menyesuaikan
aturan agar kami menutup rambut
tanpa kelihatan bahkan menyelubungi
seluruh wajah kami.
Allah-mu ini allah lokal di kuil-kuil badui Arab,
atau Allah Universal yang menciptakan
jutaan suku bangsa di dunia
dengan jutaan fesyen mereka?
Hukum warismu kaubilang universal,
yang mengimani Alquran haruslah menerimanya.
Di mana hati nurani dan akal budimu ketika ia
melecehkan bangsa-bangsa matriarkat,
dan bangsa-bangsa bilineal seperti etnisku.
Demi Muhammad,
Allah-ku bukan allah lokal untuk bangsa patriarkat saja!
Kalau penentang Ali mengambil hak Fatimah putri Muhammad,
dan dulu putri-putri Zelofehad mengadu pada Musa,
aku mewarisi klan kedua belah pihak orangtuaku,
karena aku orang Jawa yang berterimakasih pada Dewi Siri.
Hukummu menyuruhku menunggu tiga bulan
setelah bercerai, kalau itu dulu aku bisa mengerti,
tetapi pada masa kini?
Jangankan dengan melakukan seks,
atau membeli sperma Einstein di bank
untuk melahirkan generasi cerdas,
kami sudah bisa mengkloning anak dari tubuh kami sendiri.
Hukummu mengizinkan poligini,
dan hanya poliandri kepada budak perempuan,
dan kau menghina bangsa-bangsa
yang melakukan poliandri.
Betapa rasis dan seksisnya dirimu!
Ya aku paham syariat Islam
dari halakha dan mitzvot Yahudi
dan tradisi agama gereja-gereja Timur.
Nama masjid dan bait salat dari
orang Yahudi Oriental yang juga salat di masjid,
Nama Alquran dari bahasa Aram,
Qusay leluhur Muhammad orang Yahudi,
Begitu pun istri Abdul Muthalib yang melahirkan
Abdullah dan Abu Thalib,
dan Muhammad membela Maria sebagaimana orang Kristen pada masanya.
Khadija dan Fatima ialah feminis seperti Maria dan ibunya Hannah,
Demikian juga Zainab yang melihat kakaknya Husain dipenggal di Karbala,
Dan Sukaina cucu Ali yang dihujat di mimbar-mibar Jumat,
Sukaina yang selamat dari Karbala,
yang membuka kerudungnya,
yang menentang dipoligini dan bernyanyi bersyair
di antara kerumunan para penyair penyanyi lelaki.
Kalau kaubilang perempuan tak boleh bekerja,
tak boleh bernyanyi, tak boleh membuka hijabnya,
bahkan tak boleh memimpin para pria,
itulah syariat dari rabbi-rabbi dan pastor-pastor
patriarkis yang kauwarisi dengan bangganya!
Nama leluhur terbanyak yang disebut dalam Alquran
ialah Musa, kemudian Yesus dan Maria, Daud,
lalu Ibrahim juga Ishak dan Ismail serta Sulaiman.
Semua nabi dari Alkitab terutama Alkitab kanon Oriental
sejarah lisan Yahudi Oriental, ada dalam Alquran.
Muhammad berkata agamaku agama Ibrahim,
bukan Islam, atau Kristen, atau Yahudi,
dan semua nabi ialah setara.
Lalu mengapa kau memuja Muhammad
di atas yang lainnya?
Lima teks Alquran menyebut keutamaan Sabat,
sesuai ajaran Taurat juga Zabur dan Injil,
bukan Jum'at apalagi Minggu.
Tetapi, aku tahu apa dalih dan penyangkalanmu!
Kalau kau mengira Trinitas yang Muhammad
kritik ialah Trinitas orang Katholik atau sebagian Protestan,
terseret dakwah mantan-mantan Kristen Barat
yang memeluk Islam,
dan mengamini tafsir Yesus tidak disalib
menjadi rukun iman ketujuhmu:
Aku berdoa semoga Allah memberimu hidayah
seperti ia membuka hati Umar yang fasih
membaca Taurat dan Zabur.
Abu Sofian menyebut satu dari 631 Perintah Allah
ketika menerima kekalahannya,
Dari 631 Perintah mitzvot dirumuskan
dan dari fatwa-fatwa para rabbi halakha ditetapkan,
begitulah asal muasal fikih
sebelum empat imam mazhab fikih.
Poligini dibolehkan seperti halakha masa lalu,
perceraian dikutuk mengikuti tradisi Kristen,
lalu kalian semua berperang
seperti bangsa-bangsa Yunani, Romawi,
dan Persia mendirikan kekaisaran digdaya.
Aku bukan Fatima Mernissi,
bukan pula Ayaan Hirsi Ali,
Shirin Ebadi atau Leila Ahmed.
Aku hanya mengambil semangat Kartini.
Sungguh tak larat lagi aku menyebut diri Muslim
meski kuterima gereja Muhammad dan Ali
dengan segenap hati, berikut Alquran
sebagai kanon bukan apokripa.
Gereja Muhammad dan Khadija, Fatimah dan Ali
yang tidak seksis kepada kaumku
yang hamil, melahirkan dan menyusui
dan punya tempat di mimbar dan di depan
makmun lelaki maupun perempuan;
pun tak rasis terhadap etnisku Jawa,
sedikit Madura, banyak Cina, dan setetes
dari Persia, Arab dan Yahudi.
Orang Jawa sejati tidak patriarkis sampai
Islam dan Kolonial Barat mengambil alih.
Pakaian kepala perempuan Jawa dan Cina juga Parsi
juga inspirasi dari Allah,
bukan hanya hijab Arab dan tichel Yahudi.
Namaku Gayatri, itulah doa tertua semakna alfatihah,
dan Wedotami, dari kitab karangan kakekku Suidira
adipati Mangkunegara yang mengkritik
Muslim-muslim sontoloyo seperti engkau.
Dari ayahnya Muthari yang ikut merintis
Muhammadiyah di desanya,
pengikut para Sufi Qadiri dari sejak Sunan Ampel,
juga orang-orang Cina yang membangun
istana dan masjid Sumenep,
aku diperkenalkan tradisi Muhammadiyah dan NU
dari sekolah hingga dewasa.
Kakekku dari Sostrodarmojo,
dari Agul-agul Sultan Agung,
mengajariku filsafat dan terekat Sosrokartono .
Dan dari Mertodisastro dari Hadiwijaya
yang ibunya gagah berani memimpin negeri
warisan ayahnya,
kupelihara tradisi feminis yang kerap kaunista
liberal dan Barat.
Terserah kaumau menganggap
apa agamaku kini,
Tapi aku paham syariat Islam
dari halakha dan mitzvot Yahudi
dan hukum gereja-gereja Timur,
juga dari teologi orang-orang Hindu dan Buddha,
tarian melingkar dan menziarahi leluhur
dari orang-orang Shaman,
fesyen orang-orang Majusi yang indah rupawan,
dan patriarkisme orang-orang Yunani-Romawi.
Kau bilang agamamu dan syariatmu
dari Muhammad seluruhnya,
demikianlah klaimmu.
Syariat agamamu asli murni dari Allah,
tetapi syariat agama yang lainnya buatan manusia,
hahahaha, di Petra mereka juga mengukir:
Kush adalah Allah-ku. Aku tak tahu lagi,
ini Allah atau sekedar nama saja yang kausembah?
Namun, tidaklah mungkin Allah-ku yang Universal,
Tuhan Yang Maha Esa yang menciptakan aku dan kau
merendahkan kaumku dan etnisku.
Demi Waktu, dan Ruang, dan Firman-Nya
pada hujan dan salju, juga hud-hud dan sapi betina!
Aku berlindung dari kejahatan manusia dan jin
yang berbisik dan bersuara nyaring
memberhalakan agama dan segenap perangkatnya,
membiarkan Allah Yang Maha Esa
menjadi rasis dan seksis
di mata dan hati manusia.
April 2-3 2018