Tuesday, June 14, 2011

Survei: identitas ke-Islaman menonjol

http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2011/06/110614_islamsurvey.shtml
14 Juni 2011 - 19:15 WIB



Hasil sebuah survei menunjukkan hampir separuh anak muda Muslim Indonesia yang tinggal di kota-kota besar cenderung mengedepankan identitas ke-Islaman ketimbang identitas kebangsaan.
Warga Muslim sedang sholat
Peneliti Senior Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin Muhtadi menjelaskan survei ini menunjukkan hampir separuh pemuda Indonesia menganggap agama sebagai sebuah pegangan di tengah kondisi ekonomi dan politik Indonesia yang tidak menentu.
"Kalau kita tanya identitas apa yang dipegang oleh pemuda Muslim kita, itu 48% tepatnya 47,5% itu memandang pertama kali ya sebagai Muslim dan seterusnya," jelas Burhanuddin.
Pemikiran inilah, lanjut Burhanuddin, yang kemudian menjadikan pemuda Muslim Indonesia lebih mengedepankan identitas agamanya, dalam hal ini Islam, ketimbang identitas ke-Indonesiannya.
Survei juga menunjukkan pemuda Muslim Indonesia menolak konsumsi minuman keras, seks di luar nikah dan menikahi lelaki atau perempuan yang berbeda agama.
Mereka juga menyetujui hukuman potong tangan untuk pencuri dan hukuman cambuk bagi pemabuk. Direktur Indonesian Conference on Religion and Peace Musdah Mulia menilai kondisi ini disebabkan karena pemerintah tidak serius merajut kembali rasa kebangsaan sejak rezim Orde Baru tumbang.
"Bagaimanapun juga kita sudah memilih Indonesia dengan ideologi Pancasila. Mestinya itu yang harus kita tegaskan dan kembali kita mestinya begitu reformasi ini memberbaiki kembali citra Pancasila yang hancur pada masa Orde Baru," tutunya.
Namun, kesimpulan survei yang dibuat oleh LSI dan beberapa lembaga penelitian dari Jerman ini juga menunjukkan sebagian pemuda Muslim Indonesia masih bisa bersikap liberal antara lain tidak menyetujui poligami dan tidak memaksakan penggunaan jilbab untuk perempuan.
Kondisi hampir sama juga ditemukan di Malaysia yang juga mayoritas penduduknya beragama Islam. Namun, kata utusan tetap Friederich Naumann Foundation for Liberty di Indonesia -salah satu pemrakarsa survei- Rainer Heufers menilai kondisi di Indonesia masih lebih baik ketimbang di Malaysia.
"Indonesia memiliki media massa yang sangat bebas yang memberitakan berbagai jenis konflik secara terbuka dan itu memberikan pengaruh," kata Heufers.
Survei ini dibuat tahun 2010 dengan responden anak muda berusia 15-25 tahun di Indonesia dan Malaysia. Tujuan survei ini adalah untuk menganalisa lima aspek kehidupan pemuda Muslim di kedua negara itu yaitu pengembangan pribadi, orientasi keluarga, agama, lingkungan sosial, gaya hidup dan orientasi politik.

Tuesday, June 7, 2011

Sekolah Tak Hormati Merah Putih Diberi Kesempatan Sampai Akhir Juni

http://www.detiknews.com/read/2011/06/07/144749/1654931/10/sekolah-tak-hormati-merah-putih-diberi-kesempatan-sampai-akhir-juni?9911022
Selasa, 07/06/2011 14:47 WIB
Muchus Budi R. - detikNews


Sekolah Tak Hormati Merah Putih Diberi Kesempatan Sampai Akhir JuniKaranganyar - Muspida Kabupaten Karanganyar menggelar pertemuan terkait dua sekolah yang menolak hormat kepada bendera merah putih. Dari hasil pertemuan itu, kedua sekolahan tersebut masih diberi kesempatan untuk memperbaiki kebijakannya hingga akhir bulan ini.
Pertemuan tersebut digelar di Kantor Sekda Kabupaten Karanganyar, Selasa (7/6/20011). Pertemuan dihadiri Bupati Karanganyar Rina Iriani, Dandim Karanganyar Letkol (Inf) Edi Basuki, dan Kapolres Karanganyar AKBP Edy Suroso, Camat Tawangmangu, dan Camat Matesih.

Pihak terkait yang hadir adalah perwakilan dari MUI Karanganyar, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karanganyar, dan Penyuluh Agama Kemenag Kabupaten Karanganyar.

Usai pertemuan, Kepala Kementerian Agama Karanganyar, Juhdi Amin, mengatakan hasil dari pertemuan tersebut adalah memberi kesempatan kepada kedua sekolah untuk memperbaiki sikap dalam hal pandangannya dalam menghormati bendera.

"Batas waktu yang diberikan adalah hingga 30 Juni. Jika hingga batas waktu yang diberikan ternyata kedua sekolah itu tidak mematuhi aturan, maka akan diberi sanksi tegas terhadap mereka," ujar Juhdi.

Pernyataan lebih tegas disampaikan oleh Bupati Rina Iriani. Dia menegaskan hingga akhir Juni nanti kedua sekolah tersebut diharapkan mau menjalankan upacara bendera, hormat bendera, dan menyanyikan lagu kebangsaan 'Indonesia Raya'.

"Jika hingga 30 Juni kedua tetap bersikeras menolak hormat bendera, izin operasional sekolahnya akan kami cabut," tegas Rina.

Seperti diberitakan sebelumnya, dua sekolah di Karanganyar menolak melakukan penghormatan bendera merah putih dengan alasan menyalahi akidah. Pengurus sekolah berkeyakinan, menghormat bendera adalah perbuatan syirik. Kedua sekolah itu adalah SMP Al-Irsyad di Kecamatan Tawangmangu dan SD Islam Sains dan Teknologi (SD-IST) Al-Albani di Kecamatan Matesih.


(mbr/fay)

Monday, June 6, 2011

Tarekat Sedunia Bakal Kumpul di Jakarta

http://nasional.inilah.com/read/detail/1578382/tarekat-sedunia-bakal-kumpul-di-jakarta

Oleh: Irvan Ali Fauzi
Nasional - Senin, 6 Juni 2011 | 17:19 WIB

INILAH.COM, Jakarta - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan menggelar pertemuan tarekat-tarekat sufi internasional. Hal tersebut diselenggarakan sebagai rangkaian peringatan hari lahir Nahdlatul Ulama ke-85.
Menurut Ketua Umum PBNU Said Agil Siradj, sebanyak 43 tarekat dari dalam negeri dan 22 tarekat dari luar negeri siap memeriahkan acara yang bakal digelar di Gelora Bung Karno 17 Juli 2011 yang akan datang.

"Ini penting untuk memperkuat bahwa islam Indonesia adalah Islam yang mengedepankan akhlakul karimah, wisdom, kearifan menjauhi kekerasan bahkan anti kekerasan, bahkan kita hadapi kekerasan dengan atas nama Islam, itu justru menjadi kendala musuh Islam sendiri, yang mencoreng Islam sendiri," ujar Said Agil di kantor Presiden, Senin (6/6/2011).
Selain pertemuan tarekat tersebut, peringatan harlah NU juga akan dimeriahkan dengan seminar ekonomi rakyat dan pameran produk kreatif para nahdliyin selama tiga hari Pameran 14-17 Juli di Jakarta Convention Center. "Kami juga dengan bersama pihak lain bergerak di bidang ekonomi kreatif," katanya.

Untuk pengerahan massa, NU juga akan menggelar defile 30.000 orang anggota Banser Ansor. Selain itu, Said Agil juga mengatakan, seluruh ulama sepuh seluruh Jawa, Madura, dan Lampung akan menghadiri acara puncak peringatan harlah tersebut.

Presiden Susilo Bambang Yudoyono juga berjanji akan menghadiri acara Harlah Nahdatul Ulama yang ke 85 di Istora Senayan Jakarta. "Presiden sambut baik, insya allah akan hadir. Berikan masukan pesan pada kami sangat berharga. Beliau sambut baik apa yang dilakukan PBNU," Katanya. [tjs]