Tuesday, November 10, 2020

Benarkah Rizieq Shihab Layak Menyandang Gelar Habaib?

 http://redaksiindonesia.com/read/benarkah-rizieq-shihab-layak-menyandang-gelar-habaib.html

Oleh : Zulfikar Mahdanie








Habib, siapakah dia? Gambaran Habib bagi masyarakat Indonesia barangkali adalah seorang laki-laki berwajah Arab, berjanggut, bersorban, dan mengenakan gamis. Namun, di luar soal tampilan, biasanya seorang Habib memiliki banyak sekali jamaah yang rutin menghadiri kegiatan keagamaan yang dilakukan olehnya. Namun siapakah sebenarnya Habib itu? Sejarah mencatat, keberadaan para Habib di Indonesia sudah berlangsung lama sejak sebelum kemerdekaan.

Di antara nama Habib-habib di Indonesia yang mempunyai nama dalam lingkup nasional adalah Habib Ali bin Abdurrahman Alhabsyi atau lebih populer dengan nama Habib Ali Kwitang, Pendiri Majelis Ta’lim Kwitang, Jakarta; Habib Ali Alatas, mantan Menteri Luar Negeri; dan yang belakangan banyak menghiasi berita media nasional, Habib Rizieq Shihab, pendiri dan ketua FPI (Front Pembela Islam). Selain nama-nama tersebut masih banyak Habib-habib lainnya yang mempunyai pengaruh besar.

“Habib” yang yang secara tekstual berarti “kekasih” adalah gelar kehormatan yang ditujukan kepada para keturunan Nabi Muhammad SAW yang tinggal di daerah Lembah Hadhramaut, Yaman; Asia Tenggara; dan Pesisir Swahili, Afrika Timur.[1] Lebih spesifik lagi, definisi “keturunan” ini mesti dari keturunan Husein, yakni putra Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra (putri Nabi Muhammad SAW).

Secara pemaknaan, Quraish Shihab memberikan penjelasan yang lebih detail mengenai Habib, “Habib itu orang yang mengasihi dan dikasihi. Jadi kalau ‘mengasihi’ dalam bahasa Arab itu artinya ‘muhib’. Kalau ‘yang dikasihi’ itu ‘mahbub’. Kalau ‘habib’, bisa berarti subjek bisa berarti objek. Jadi, ‘habib’ tidak boleh bertepuk sebelah tangan, hanya mau dicintai tapi tidak mencintai orang,” ujar Quraish Shihab dalam sebuah wawancara.

Asal muasal keberadaan para Habib dapat dilacak dari pendirinya, yaitu Ahmad bin Isa (wafat tahun 345 H). Pria yang lebih dikenal dengan nama Al-Imam Ahmad bin Isa atau al-Imam al-Muhajir ini adalah generasi ke-8 dari keturunan Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra.Secara berturut-turut garis keturunannya dapat dilihat dari diagram pada lampiran di bawah

Ahmad bin Isa diketahui melakukan hijrah dari Basra ke Hadhramaut (Yaman) bersama keluarganya pada tahun 317 H untuk menghindari Dinasti Abbasiyah yang sedang berkuasa pada saat itu. Sebelum ke Yaman, Ahmad bin Isa diketahui pernah melakukan hijrah dari Mekah ke Madinah, dia kemudian tinggal di dekat kuburan buyutnya. Di Madinah, beredar isu bahwa para keturunan Rasul akan mengambil alih kekuasaan. Isu tersebut membuat pemerintah yang berkuasa saat itu cemas sehingga banyak keturunan Nabi yang diburu dan bahkan dibunuh. Karena hal itu lah, akhirnya Ahmad bin Isa dan keluarganya memutuskan untuk berhijrah.

Sementara, versi lain mengatakan bahwa Ahmad bin Isa adalah seorang yang ‘alim, ‘amil (mengamalkan ilmunya), hidupnya bersih dan wara’ (pantang bergelimang dalam soal keduniaan). Di Irak beliau hidup terhormat dan disegani, mempunyai kedudukan terpandang, dan mempunyai kekayaan cukup banyak. Mereka hijrah ke Hadhramaut bukan karena dimusuhi atau dikejar-kejar oleh penguasa, melainkan karena lebih mementingkan keselamatan akidah keluarga dan pengikutnya. Mereka hijrah dari Basrah ke Hadhramaut mengikuti contoh kakek buyutnya, yaitu Muhammad Rasulullah SAW yang hijrah dari Mekah ke Madinah.

Ahmad bin Isa wafat di Husaisah, salah satu desa di Hadhramaut, pada tahun 345 Hijriah. Beliau mempunyai dua orang putera yaitu Ubaidillah dan Muhammad. Ubaidillah hijrah bersama ayahnya ke Hadramaut dan mendapat tiga orang putera yaitu Alwi (Alawi), Jadid, dan Ismail.

Pada akhir abad ke-6 H keturunan Ismail dan Jadid dikatakan tidak mempunyai kelanjutan, sehingga mereka punah dalam sejarah, sedangkan keturunan Alwi tetap berlanjut.

Keturunan dari Alwi inilah yang kemudian dikenal dengan kaum Alawiyin. Maka, secara khusus, istilah “Habib” mengacu kepada keturunan Alwi bin Ubaidillah (wafat awal abad ke-5 H).

Ahmad bin Isa semasa hidupnya dikenal sebagai orang yang berilmu tinggi dan berbudi tinggi, selain itu, beliau adalah keturunan Nabi Muhammad SAW, sehingga banyak orang yang beranggapan bahwa beliaulah pewaris agama Islam serta Ahlul Bait yang sah.

Berdasarkan fakta tersebut, maka dalam perkembangannya, wilayah Hadhramaut menjadi semacam “sekolah” bagi orang-orang yang ingin menimba ilmu agama Islam, walaupun sebenarnya di sana tidak ada institusi formal. Hubungan antara murid dan guru di sana lebih diikat dalam bentuk ikatan spiritual. Di kemudian hari sekolah Hadhramaut dikenal memiliki aliran tersendiri yang disebut al-tariqa al-Alawiyya (Tarikat Alawiyin).

Dengan keberadaan Tarikat Alawiyin, maka istilah Habib di Hadhramaut menjadi lebih luas, tidak lagi dibatasi sebatas garis keturunan. Lulusan sekolah Tarikat Alawiyin yang ternama pun dapat dipanggil sebagai Habib.

Berdasarkan keterangan diatas mari kita coba menelusuri apakah Rizieq Shihab benar memiliki sanad sebagai satu keturunan rasulullah SAW ?

Berdasarkan silsilah diatas gelar habib bisa bermakna berbeda yaitu habib yang memiliki silsilah keturunan langsung dari Alwi bin Ubaidillah atau bisa juga disebut habib karena pernah menimba ilmu langsung sekolah tarikat alawiyin

Jika mengacu berbagai klaim beliau keturunan Rasulullah maka Rizieq Shihab harus memiliki jalur silsilah berdasarkan keturunan sampai kepada Alwi bin ubaidillah putra Ahmad bin Isa

Berdasarkan sumberhttps://id.m.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Rizieq_Shihab , ayah Rizeq shihab bernama Hussein Shihab dan berdasarkan sumber https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hussein_Shihab kakek rizieq bernama Muhammad bin Hussein Shihab selanjutnya kita harus menelusuri silsilah kakeknya Sampe ke Alwi bin Ubaidillah

Berdasarkan sumber https://kanzunqalam.com/…/misteri-silsilah-habib-rizieq-sh…/ dari pihak ibunya Syarifah Sidah (Saidah) binti Alwi bin Zein Alattas ditemukan silsilah yang terputus dan atau tidak bisa di telusuri sehingga di abaikan dan sanad harus dari pihak laki laki (ayah kakek dst)

Bahkan klaim neneknya Rizieq shihab merupakah keponakan dari Raden Muhammad Ali Nitikusuma atau Salihun, kepala Pendekar kelompok Pituan Pitulung (populer dengan sebutansi Pitung) klaim HRS di media berikut : https://youtu.be/h2FQK38di8M terbantahkan dan merupakan sebuah informasi yang tidak benar

Kita lanjutkan melalui jalur kakeknya Muhammad bib Hussein Shihab ternyata tidak benar dan sanad terputus untuk sampai pada Alwi bin Ubaidillah (lampiran silsilah terlampir pada diagram di bawah)

Literasi yang lebih mendekati adalah Muhammad bin Hussein Shihab dan leluhurnya adalah merupakan orang yang pernah bersekolah dan menjadi bagian dari komunitas sekolah tarikat Alawiyyin di Hadramaut (negara Yaman)

Gelar Habib yang di peroleh leluhur Habib Rizieq adalah gelar BUKAN dalam arti pihak yang memiliki hubungan silsilah / keturunan Nabi Muhammad SAW tetapi istilah Habib dalam makna spiritual yang lebih luas yaitu sebagai lulusan atau pengurus atau anggota komunitas sekolah Tarikat Alawiyin di negara Yaman

Analisa dan kesimpulan diatas sesuai dengan penuturan buku Cahaya, Cinta dan Canda karya Quraish Shihab terbitan Lentera Hati yang ditulis oleh Mauluddin Anwar dan kawan-kawan, dijelaskan soal urusan habib dan kiai tersebut. Pendiri Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ) ini hanya mau dipanggil habib oleh cucunya saja, karena lebih cocok berdasarkan artinya (bukan karena keturunannya)

Di kalangan Arab-Indonesia, habib menjadi gelar bangsawan Timur Tengah yang merupakan kerabat Nabi Muhammad SAW (Bani Hasyim). Khususnya yang silsilahnga dinisbatkan terhadap keturunan Nabi Muhammad melalui Sayyidatina Fatimah Az-Zahra yang menikah dengan Sayyidina Ali bin Abi Thalib.

ATAU

Panggilan habib JUGA berarti bukan orang yang memiliki hubungan keturunan / silsilah langsung kepada nabi Muhammad SAW tetapi sebagai identitas khusus keturunan Arab-Indonesia yang memiliki Moyang yang berasal dari Negeri Yaman, khususnya Hadhramaut. Kakek Prof Quraish Shihab, Habib Ali bin Abdurrahman Shihab berasal dari Hadhramaut.

Dan Prof Quraish Shihab memilih tidak memakai/melepaskan gelar Habibnya baca berita lengkapnya di link berikut : https://kumparan.com/…/quraish-shihab-sekeluarga-memilih-me…

Namun demikian berdasarkan berbagai sumber baik berita online maupun video saya belum/tidak berhasil menemukan pernyataan langsung Rizieq Shihab yang menyatakan dirinya adalah keturunan Nabi, berita atau klaim hanya di sampaikan oleh bebetapa oknum pengurus FPI,simpatisan seperti Eggy Sujana dan informasi informasi oral yang disampaikan oleh pihak yang tidak memiliki validitas,legal standing maupun kompetensi terhadap materi informasi tersebut

Ada pula satu sumber lain yang mencoba meakukan penyesatan informasi yaitu melalui sumber situs dakwahmediadotco dan akhirnya situs yang bersangkutan telah menghapus berita tersebut karena ketakutan akan dosa besar akibat mencatut nama nabi,sungguhnya jarang situs situs partisan meminta maaf serta membuat pengakuan menyebarkan hoax dan meminta maaf secara resmi

Serta pernyataan tanpa fakta RS cucu nabi,visa unlimited dsb nya oleh Eggy Sudjana yang terkenal sangat sering menyebarkan berita bohong (pernah divonis bersalah pada bulan Agustus 2011 dalam kasus fitnah kepada SBY yang tanpa dasar dituduh menerima Mobil Jaguar)

KESIMPULAN

"HABIB" RIZIEQ SHIHAB BUKAN KETURUNAN NABI MUHAMMAD,KLAIM APAPUN MENGENAI HAL INI ADALAH SEBUAH BERITA BOHONG DENGAN MENCATUT IDENTITAS NAMA NABI MUHAMMAD SAW

Wallahu 'alam bishawab

Sumber :

1.https://ganaislamika.com/melacak-asal-usul-habib-di-indone…/
2.http://www.sarkub.com/asal-usul-para-habaib-di-nusantara/
3.Ismail Fajrie Alatas, Habaib in Southeast Asia, The Encyclopaedia Of Islam Three (Leiden: Brill, 2018), hlm 56.
4.https://tirto.id/keluarga-shihab-dan-kesalahpahaman-kesalah…
5.http://www.nu.or.id/…/kenapa-quraish-shihab-enggan-dipanggi…

Sumber : Status Facebook Zulfikar Mahdanie

No comments:

Post a Comment