Siapapun tokoh Muslim yang membuat umat berpikir Amerika Serikat (USA) dan bangsa Yahudimusuh-musuh mereka, bukanlah sosok pemimpin yang mencerdaskan umat, bukanlah sosok pemimpin masa depan, bukanlah sosok pemimpin yang visioner.
Isu bahwa USA dan Yahudi musuh besar umat Muslim adalah isu yang dibangun untuk berbagai kepentingan kalangan pemuka Muslim, yang tak berani berhadapan langsung dengan realitas, tapi lari berlindung dalam denialisme
Pemimpin yang biasa dan tak berkualitas menanamkan kebencian ke dalam batin umat terhadap pihak-pihak yang mereka persepsi sebagai musuh. Tapi pemimpin yang luar biasa dan berkualitas menuntun umat untuk tidak membenci musuh, tapi menjadikan musuh sebagai kawan yang menguntungkan.
Pemimpin Muslim yang cerdas dan berkualitas akan menjadikan USA dan Yahudi sebagai kawan-kawan Muslim yang menguntungkan yang bisa diajak berembuk. Pemimpin Muslim yang cerdas dan berwawasan jauh akan mengajak umat Muslim bersaing keras dengan USA dan Yahudi di bidang sains-tek dan ekonomi, lewat kerja keras otak, tindakan kultural dan tindakan politis yang semuanya beradab.
Kalau you membenci orang yang you persepsi sebagai musuh, you baru tergolong manusia kebanyakan, ordinary people. Tapi kalau you mampu menyayangi musuh dan menjadikannya teman, barulah you tergolong orang yang luar biasa, extraordinary people.
Membenci musuh, itu natural dan insani; tapi mengasihi musuh, itu supernatural dan ilahi./**/
Pemimpin yang biasa dan tak berwawasan jauh, tak akan menggerakkan umat untuk maju, tapi membuat mereka mandek dan jalan di tempat. Sudah berapa puluh atau berapa ratus tahunkah umat Muslim tak melangkah lebih jauh selain terpenjara berkepanjangan dalam kebencian mereka terhadap USA dan Yahudi?
Sudah berapa besarkah energi umat Muslim habis sia-sia dalam kebencian besar mereka berabad-abad terhadap USA dan Yahudi? Coba energi besar yang sia-sia dalam membenci USA dan Yahudi dipakai untuk mencerdaskan umat Muslim dan memajukan ekonomi mereka, maka hasilnya kini tentu akan sangat luar biasa.
Yahudi itu negeri kecil, tapi ekonomi mereka maju dan mereka sudah punya arsenal senjata nuklir. Masak Muslim Indonesia kalah terus karena kebencian? Hemat saya, keadaan ini tidak boleh terjadi terus.
Bagaimana caranya untuk Muslim Indonesia bisa mengalahkan Yahudi? Langkah pertama: Jangan benci mereka, tapi jadikan mereka sahabat yang akan menguntungkan kita dalam banyak segi. Jika Yahudi modern menjadi sahabat Muslim Indonesia, kita akan memenangkan peperangan dengan mereka.
Jika bangsa Yahudi modern sahabat negeri Indonesia, kita bawa mereka terus-menerus ke meja perundingan untuk atasi masalah-masalah Muslim Palestina satu demi satu. Kita ini negeri besar dengan populasi Muslim terbesar dunia, masak tak punya kekuatan diplomatis ampuh terhadap Yahudi jika mereka sahabat kita?
Yahudi pasti maju dalam sains-tek karena mereka telah menguasai tenaga nuklir; masak kita yang besar harus kalah dengan mereka? Mari, lawan mereka lewat sains-tek juga.
Jika Muslim Indonesia terus benci membara terhadap orang Yahudi, apa tujuan akhir kebencian ini? Hayo, apa tujuan akhirnya?
Apa agama you menghendaki you melakukan genosida atas orang Yahudi, untuk melampiaskan kebencian you? Apa itu tujuan akhir kebencian you? Apakah you punya kemampuan real apapun untuk melakukan genosida atas bangsa Yahudi sebagai pelampiasan kebencian you atas mereka?
Saya mau tanya, apakah agama you atau Tuhan sesembahan you, memerintahkan you untuk membasmi habis bangsa Yahudi? Saya yakin, pasti tidak. Saya yakin, agama you agama cinta.Saya juga yakin, Allah yang you sembah juga mengasihi bangsa Yahudi yang you benci bebuyutan. Bukankah demikian?
Jadi, hemat saya, alihkan penggunaan energi psikis you ke hal-hal lain yang lebih bermanfaat ketimbang habis untuk membenci orang Yahudi tanpa akhir. Kebencian membara hanya membuat tubuh you sakit, dan umur you lebih pendek.
Musuh terbesar you sekarang adalah kebencian membara dalam jiwa you terhadap bangsa Yahudi, dengan kata lain, diri you sendiri.
Seseorang menjadi pahlawan jika dia pertama-tama bisa mengendalikan gejolak emosinya sendiri, bukan karena dia telah menembak mati 2000 musuh.
Musuh terbesar setiap orang adalah sisi gelap kepribadian mereka sendiri, bukan keburukan orang lain.
Jika you sepakat dengan apa yang baru saya utarakan tentang bangsa Yahudi, marilah bersatu dengan saya untuk kalahkan Yahudi di bidang sains-tek dan ekonomi.
Sekarang bagaimana dengan musuh besar you yang kedua, Amerika Serikat, USA?
Apakah you juga akan habiskan energi hanya untuk membenci USA sampai planet Bumi ini dan agama you lenyap diterjang sebuah meteor raksasa?
Seperti sebelumnya, saya juga mau tanya, apa tujuan akhir you membenci USA, yang membuat you akan puas sepuas-puasnya?
Jika you mau melakukan genosida atas semua orang Amerika supaya you puas, apakah you punya power untuk melakukannya? Kapan you akan punya power yang cukup untuk membasmi semua orang Amerika di dunia untuk melampiaskan tuntas kebencian you? Hayo, kapan? Lalu saya juga mau tanya hal yang sama, apakah menurut you, Allah yang you sembah ingin you membasmi semua orang Amerika supaya kebencian you habis tuntas terlampiaskan? Hemat saya, tidak ada Allah sejati manapun yang hatinya penuh kebencian pada manusia manapun di dunia ini, dulu, kini dan seterusnya.
Jika menurut you, Allah you ingin you membasmi semua orang Amerika, Allah semacam ini, hemat saya, jelas patut ditinggalkan. Tetapi yang lebih mungkin adalah psikologi kebencian you telah melahirkan teologi you tentang Allah yang membenci dan ingin membasmi.
Setahu saya, dalam teori diajarkan bahwa agama yang you muliakan adalah agama penyebar rakhmat bagi seluruh alam, bukan penyebar kebencian. Saya yakin benar, pada inti terdalam agama you, manusia akan menemukan cinta dan rakhmat yang bersinar.
Jika you setuju agama you adalah agama penyebar rakhmat, sebarkanlah juga rakhmat kepada semua orang Amerika, di manapun mereka berada. Rakhmat itu tidak mengenal batas dan tak pandang bulu.
Saya setuju, sebagai orang Indonesia, kita harus bertarung melawan USA, tapi pertarungannya bukan dengan tinju, bambu runcing atau mortir. Jika you melawan USA dengan tinju, bambu runcing dan mortir, jika dibalas dengan satu rudal nuklir saja, dalam sekejap you akan habis total.
Ada cara-cara lain yang sangat modern dalam melawan dan mengalahkan USA, cara-cara yang mencerminkan kita orang Indonesia yang beradab.
Cara-cara modern dan beradab dalam you melawan USA tak akan membawa kemenangan kepada you dalam waktu pendek, tapi perlu waktu yang sangat panjang.
You tentu tahu USA itu sudah sangat maju dan modern dalam segala bidang, jauh melampaui negara you sendiri.
Seperti sebelumnya berkaitan dengan bangsa Yahudi, saya juga kini ajak you mengalahkan USA dalam 3 bidang terlebih dulu, yakni sains, teknologi dan ekonomi.
Melawan dan mengalahkan USA dalam 3 bidang itu sepertinya memang mustahil dicapai dalam waktu singkat oleh kita. Itu berarti, kita musti bekerja sangat-sangat keras sekarang ini dengan mengerahkan sangat banyak energi positif.
Untuk kalahkan USA di bidang sains, teknologi, dan ekonomi, pertama-tama you musti mengalahkan negeri-negeri tetangga dekat you sendiri. Malaysia yang menerapkan syariat Islam sudah meninggalkan negeri you sendiri dalam bidang sains-tek modern dan ekonomi. Belum lagi kalau you memandang ke Singapura, Taiwan, Hongkong, Korea Selatan, Jepang, dan raksasa China (yang kini berpenduduk hampir 1,35 milyar kepala).
Energi besar you telah habiskan dalam mengumbar kebencian you terhadap Yahudi, sehingga you telah lelah ketika harus berhadapan dengan sekian negeri tetangga you yang kini sudah maju pesat.
Sementara ini, China sudah makin memepet USA dalam pertarungan sains-tek dan ekonomi, dan dalam 1-2 dasawarsa yang akan datang akan kalahkan USA.
Bagaimana keadaan you sendiri? You sudah kelelahan karena harus menarik gerbong-gerbong berat agama you sendiri selama ini.
You sudah begitu terbuai dengan agama you, sampai-sampai you tak eling kalau sekian pemimpin you memakai agama you untuk mereka berlindung. Mereka berlindung dalam agama you bukan dari kejahatan, tetapi supaya mereka leluasa berbuat kejahatan. Ironis, bukan? Tapi, jangan berdiam diri, rebut kembali agama you dari mereka dan tunjukkan bahwa agama sejati you memang menolak semua jenis kejahatan. Juga bersyukurlah, hukum positif (ius posita) buatan manusia di negeri you masih efektif ditegakkan sehingga kedok mereka dapat dicopot.
Tak salah jika orang menduga, akan makin banyak kedok dan jubah agama, agama apapun, yang akan ditanggalkan oleh kekuatan hukum positif negeri anda.
Nah marilah kita jadikan urusan agama urusan ketiga dan keempat; urusan pertama dan urusan keduanya memajukan sains-tek dan ekonomi lewat pemerintahan yang bersih.
Kalahkan negeri-ngeri tetangga anda dulu, lalu China, baru kemudian USA. Bersatulah dalam perlawanan beradab ini!
Jadikan USA teman anda, mintalah mereka transfer sains-tek ke kita, jika perlu rebutlah dari tangan mereka lewat putra-putri cerdas kita sendiri.
Tumbuhkan ekonomi negeri anda dengan pesat dari tahun ke tahun, lewat pemerintahan yang bersih dan transparan.
Pilihlah para pemimpin negeri anda dari antara orang-orang yang cerdas dan berwawasan modern, bukan berdasarkan kesalehan keagamaan.
Tutup habis rapat-rapat semua buku anda yang di dalamnya anda telah tulis kebencian andapada bangsa Yahudi dan USA. Jadikanlah agama anda hanya agama rakhmat, agama cinta. Sekian.
No comments:
Post a Comment