http://www.muslimedianews.com/2018/10/mewaspadai-jalan-kekerasan-politik.html
Khariri Makmun
1. Sejak masuknya agenda islam politik trans nasional ala
Timur Tengah yang bertumpu pada perjuangan politik merebut kekuasaan dengan
menggunakan simbol-simbol agama untuk memanipulasi umat, maka wacana dan
wawasan dalam memahami islam menjadi semakin sempit, rigid dan kaku.
2. Di media sosial yang menjadi medan pertempuran politik
dunia maya diwarnai dengan ekspresi kebencian, permusuhan, hasutan, fitnah dan
hoax.
3. Setidaknya ada 4 strategi yang dilakukan oleh kelompok
islam politik trans nasional menghadapi tahun politik 2019.
4. Strategi pertama yang ditempuh oleh islam politik tran
nasional adalah membenci pemerintah, menjadikan alat negara sebagai musuh,
seluruh kebijakan penguasa dianggap keliru, partai-partai koalisi pendukung
pemerintah dianggap penjilat. Sikap ini setiap hari digelorakan kepada umat dan
dipublikasi melalui media sosial dengan bumbu ayat dan hadis.
5. Strategi kedua, adalah menurunkan tingkat kredibilitas
ulama yang betul-betul ulama, tapi tidak sepaham dengan perjuangan politik
mereka. Siapapun ulama yang tidak mengikuti arus pemikiran politik mereka maka
dianggap ulama su' (ulama jahat), ulama yang harus di jauhi dan diserang dengan
berbagau macam hoax.
6. Sedangkan orang-orang biasa yang tingkat keilmuan
agamanya rendah bisa dinobatkan sebagai ulama atau ustadz selama mereka
memiliki pandangan yang sama dengan garis perjuangan politik mereka.
7. Ketika ulama yang benar-benar memiliki kapabilitas dan
akhlak sebagai seorang ulama dihancurkan karakternya, maka para aktivis islam
politik ini akan mudah menguasai opini publik dan mengontrol umat melalui
fatwa-fatwa agama yang disesuaikan dengan kepentingan politik mereka.
8. Strategi ketiga adalah meminta bantuan kekuatan asing
untuk melakukan manuver dan intervensi disaat terjadi kekacauan. Bantuan asing
bisa berupa pendanaan (finansial) dan pengiriman milisi atau kelompok sipil
bersenjata.
9. Strategi keempat adalah memecah umat dalam dua arus,
pertama umat yang mendukung kepentingan politik islam trans nasional dan kedua
umat yang tidak mendukung kepentingan politik islam.
10. Pembelahan umat dalam dua kubu dimaksudkan untuk
mengukur kekuatan pendukung dan kekuatan lawan.
11. Jika kristalisasi dukungan terhadap islam politik
semakin besar maka mereka akan menempuh dua cara, pertama, cara konstitusional
dengan cara melakukan perubahan rezim melalai pemilu dan kedua, menempuh cara
revolusi atau menggulingkan kekuasaan melalui kekerasaan.
12. Konsekwensi dari kekerasan politik adalah perang
saudara, chaos, negara hancur, ancaman pemisahan (sparatis), jatuhnya korban
sipil serta munculnya berbagai macam problem sosial serta kemanusian.
13. Bagi kelompok islam politik trans nasional menegakkan
sistem pemerintahan islam dan penerapan syariat islam merupakan suatu
kewajiban. Dua tujuan politik ini harus diperjuangkan meskipun ambisi tersebut
harus berakhir dengan kehancuran negara.
14. Inilah barangkali catatan mengerikan yang bisa kita
lihat dari perkembangan Islam politik di negara-negara Timur Tengah seperti
Irak, Libia, Syria dan Yaman.
15. Kecurigaan mengenai masuknya elemen islam politik
trans nasional ditengah perhelatan pilpres 2019 sangat terasa. Aura kebencian
dan perpecahan yang didesain untuk membuat gangguan stabilitas dan kekacaun
begitu dekat kita rasakan.
16. Jika tidak diwaspadai, kondisi gerakan islam politik
trans nasional di Indonesia akan melaju kencang tanpa kontrol dan
perlahan-lahan menabrak apa saja termasuk menabrak konstitusi, menabrak,
falsafah bernegara, menabrak sistem politik serta menabrak islam sendiri,
sebagai agama dan norma yang moderat
17. Ditengah kekeringan wacana keagamaan yang moderat dan
humanis, maka tak ada salahnya bagi kita untuk kembali pada cara pandang guru
bangsa kita yaitu Gus Dur dalam mengharmoniskan hubungan antara agama dan
negara.
18. Gus Dur membawa agama melalui tiga pendekatan yang
sangat luas dan fleksibel.
·
Pertama,
Pendekatan filosofis, makna dari agama itu sendiri. Tidak sekedar teks
dari agama itu.
·
Kedua.
Etis, agama ditampilkan sebagai nilai-nilai kesopanan universal.
·
Ketiga,
Humanis: menghadirkan agama sebagai persaudaraan kemanusian yang utuh.
19. Ketiga pendekatan ini mengalahkan pendekatan legal
formal atau hukum-hukum fikih, tetapi selalu mencari alternatif apa yg
sebaiknya baik utuk manusia.
20. Gus dur bertumpu pada esensi agama bukan pada hukum
legal formal agama.
21. Yang tidak dilepas oleh gus dur adalah teologi. Tapi
wujud dari teologi itu harus tampil dalam bentuk etika, humanisme dan folosofi
22. Jika 3 Pendekatan yang dilakukan oleh Gus Dur ini
diletakkan pada konsepsi hubungan antara agama dan negara atau antara islam dan
politik, maka hubungan keduannya akan harmonis dan tidak menimbulkan
ketegangan.
23. Kultur politik Indonesia tidak sama dengan kultur
politik Timur Tengah, meski pengaruh pemikiran politik islam sama-sama kuat di
kedua wilayah ini, akan tetapi perbedaan budaya dan karakter masyarakat menjadi
alasan kenapa politik di Timur Tengah berbeda dengan politik di Indonesia.
24. Berkaca dari pengalaman negara-negara Timur Tengah
yang dihancurkan oleh prilaku politik yang berlandaskan pada penafsiran
teks-teks agama yang sempit, kaku dan menghalalkan kekerasan maka saatnya
seluruh komponen bangsa menyadari bahwa bekerjasama dengan kelompok ini akan
mengakibatkan Indonesia menuju pada masa depan yang suram serta jatuh dalam
jurang kehancuran.
Wallahu a'lam.
Khariri Makmun
Peneliti Institute Hasyim Muzadi (IHM)
Direktur Moderation Corner
http://www.muslimedianews.com/2018/10/mewaspadai-jalan-kekerasan-politik.html
No comments:
Post a Comment