http://sindikasi.inilah.com/read/detail/1989206/ormas-islam-tolak-pembangunan-rs-siloam
Haluan Padang
INILAH.COM, Padang - Sejumlah organisasi masyarakat (ormas) Islam menolak pembangunan Rumah Sakit (RS) Siloam milik Lippo Group di Jalan Katib Sulaiman, Padang. Pemicunya, karena mereka menganggap keberadaan RS Siloam dapat menimbulkan keresahan bagi umat Islam di Ranah Minangkabau. Penolakan itu disampaikan dalam konferensi pers yang dihadiri wartawan berbagai media massa, Selasa (14/5) di Padang.
Ormas Islam yang menyatakan penolakan tersebut yakni, Majelis Tinggi Kerapatan Adat Alam Minangkabau (MTKAAM) Sumbar, Paga Nagari Sumbar, Tetua Adat, Hizbul Tahrir Indonesia (HTI) Sumbar, Libas Sumbar dan lainnya. Mereka yang hadir dalam konferensi pers itu antara lain Ketua Majelis Tinggi MTKAAM Sumbar Irfianda Abidin, Ketua Paga Nagari Sumbar Ibnu Aqil D Ghani, Tetua Adat Azwir Dt Rajo Malano, Fauzi dari HTI Sumbar, Ketua Libas Sumbar Khairul Amri dan lainnya.
Untuk diketahui peletakan batu pertama pembangunan RS Siloam, Sekolah, Mal Lippo dan Hotel Aryaduta yang terintegrasi dalam bangunan 14 lantai di satu kawasan seluas lebih kurang 1,5 hektar dilaksanakan, Jumat (10/5) lalu.
Ketua Paga Nagari Ibnu Aqil D Ghani mengatakan, alasan penolakan itu berdasarkan latar belakang CEO Lippo Group James T Riady yang merupakan tokoh misionaris internasional. Atas alasan itu, sejumlah ormas menerbitkan beberapa tuntutan kepada beberapa pihak.
Seperti, Pertama menuntut Pemko Padang mencabut izin pendirian rumah sakit tersebut. Kedua, bagi tokoh yang hadir dalam peletakan batu pertama pembangunan rumah sakit, mall, hotel, dan sekolah bertaraf internasional, diharapkan meminta maaf kepada masyarakat Sumbar. Ketiga, kepada masyarakat diharapkan mendukung usaha penolakan pendirian rumah sakit ini.
“Bagi yang tidak mendukung, dianggap memberi kemudahan untuk masuknya misionaris ke Sumbar,” jelas Aqil.
Aqil juga menjelaskan, dari informasi yang dihimpunnya James sudah merencanakan membangun 1.000 sekolah Kristen di Indonesia. James juga pernah mendirikan gereja termegah di Asia Tenggara, dan ikut membiayai kampanye Presiden AS Bill Clinton tahun 1992.
Katanya lagi, jika dilihat lagi, kata Siloam berasal dari bahasa Yunani, yang berarti mata air di Yerussalem yang digunakan untuk menyembuhkan orang yang sakit mata.
“Dikhawatirkan dengan keberadaan rumah sakit ini nantinya, para pasien yang berasal dari kalangan kurang mampu akan disuruh untuk pindah agama, sehingga pengobatannya bisa dibiayai. Ini kan pemurtada,” kata Aqil.
Sementara itu menurut Ketua Majelis Tinggi MTKAAM Sumbar Irfianda Abidin, pembangunan rumah sakit Siloam oleh Lippo Group juga mendapat penolakan dari masyarakat di Palembang. Penyebabnya, karena membawa misionaris. Irfianda pun berharap agar berbagai pihak jangan hanya melihat nilai investasinya saja.
Irfianda menyayangkan, rencana pembangunan mega proyek ini, pemerintah daerah tidak meminta pendapat atau masukan dari niniak mamak Minangkabau. Padahal menurut kebiasaan, hal ini selalu dilakukan.
Penolakan mega proyek yang diduga berbau misionaris, juga pernah terjadi di Kota Bukittingi di awal tahun 1980-an saat pendirian Rumah Sakit (RS) Immanuel di Dekat Lapangan Kantin Bukittingi. Irfianda mengatakan, waktu itu tokoh Sumbar seperti Buya Hamka, Muzni M Yunus, dan lainnya menentang keberadaan rumah sakit ini.
Sejumlah tokoh Sumbar pun sampai menemui Presiden Soeharto dan meminta proyek yang membuat resah masyarakat Minangkabau itu dialihkan ke daerah lain. Atas kebijakan Presiden Soeharto, akhirnya proyek RS Immanuel itu dialihkan ke Lampung dan lahannya dibeli oleh Pemprov Sumbar. Dan akhirnya dilahan itu dibangun RS Strok.
Soal bantuan ke sejumlah organisasi masyarakat, seperti Aisyiah, LKAAM, Fakultas Kedokteran Unand dan lainnya, menurut Tetua Adat Azwir Dt Rajo Malano juga perlu dipertanyakan misi dan latar belakangnya.
Fauzi dari HTI juga mengatakan, ini merupakan upaya pemurtadan yang berkedok investasi. Dia berharap pejabat yang berada di wilayah kebijakan, untuk segera menyadari dan mengubah kebijakannya tersebut. Syaiful dari Majelis Mujahidin meminta pembangunan dibatalkan.
Dihubungi secara terpisah, Sekda Kota Padang H Syafril Basir SH menilai tuduhan dan kecurigaan Ormas Islam terhadap adanya agenda misionaris di balik mega proyek RS Silom yang terintegrasi dengan hotel, mal dan sekolah tidaklah benar.
Syafril Basir mengatakan Lippo Group sudah banyak membangun rumah sakit di berbagai penjuru di Indonesia dan bisa dicek keabsahannya. “Jika setelah beroperasi terlihat ada kegiatan yang melenceng, kita akan segera cabut izinnya,” kata Syafril, saat dihubungi Haluan tadi malam. [mes]
No comments:
Post a Comment