Akhmad Sahal
Saya kok merasa belakangan sentimen keislaman saya semakin kuat. Buktinya:
- saya sangat geram dgn perilaku polisi syari'ah di Aceh dan penerapan perda-perda syari'ah yang sama sekali tidak syar'i.
- saya galau sekali dengan gencarnya ekspor salafisme Wahabi oleh rezim saudi Arabia, yang membikin Islam jadi jumud (beku), seperti fosil yang membatu. Dari sini kemudian merebaklah kepandiran atas nama Islam, seperti tercermin dari munculnya kelompok semacam obedient housewives club, perusakan patung dll. Pandir karena Islam ditampilkan oleh mereka sebagai agama yang sama sekali melecehkan akal budi.
- saya merasa jengkel dengan khutbah, media, dan situs Islam yang isinya melulu mengobarkan kebencian dan intoleransi. Kelompok islam lain yang berbeda atau menolak mereka dicap sesat. Kelompok agama lain merasa terintimidasi dan tidak nyaman.
- Saya bawaannya mau muntab (marah) dengan kedurjanaan walikota bogor dlm soal gereja Yasmin, radikalisme FPI dan sejenisnya, dan terorisme JAT-nya Abu Bakar Baashir.
- saya merasa sedih bahwa seruan pembaharuan Islam yang menjanjikan harapan terwujudnya "Al islamu ya'lu wa la yu'la 'alaih" dari orang2 seperti Abduh, Iqbal, Fazlur Rahman, Cak Nur dan Gus Dur semakin lama menjadi suara pinggiran yang hanya sayup-sayup di Indonesia, kalah dengan arus konservatisme dan kekolotan yang didengungkan sejumlah ulama, habib dan ustad.
Perasaan2 semacam itulah yang akhir-akhir ini kerap menggelayuti benak saya. Akibatnya, saya sering merasa malu jadi orang Islam.
Saya malu karena Islam dalam penampakannya seperti di atas seakan-akan gak ada manfaat dan kontribusinya buat kemanusiaan secara universal. Dia seakan hadir hanya untuk merusak peradaban manusia, dan bukannya membangunnya. Dengan kata lain, umat Islam terbukti gagal menampilkan diri sebagai "khaira ummah" (umat terbaik) seperti dijanjikan Al-Qur'an.
Tapi saya bersyukur pada Allah telah diberi rasa malu semacam itu. Karena itu mengindikasikan bahwa ghirah keislaman saya semakin kuat belakangan ini. Alhamdu lillah!
No comments:
Post a Comment